Kementrian Informasi Republik Indonesia menggelar literasi digital yang dilaksanakan oleh secara virtual dengan mengangkat materi ‘Sexsual Harrasement dalam Dunia Digital’.
Pelaksanaan ini diisi oleh pemateri-pemateri Nasional dan Lokal di Sumatera Utara diantaranya adalah Psikolog Sulastri Pardede M.Psi, Mariana R.A Siregar,M.Si yang merupakan dosen dan Akademisi , Dr.Munawir Pasaribu.M.A yang merupakan Dosen dan Wakil Dekan III FAI UMSU serta Indira Fatra Deni Paranginangin M.A yang merupakan praktisi pendidikan.
Acara yang diselenggarakan dengan zoom ini diikuti oleh peserta sebanyak 680 orang yang berasal dari berbagai kalangan, ada dari mahasiswa, dosen, guru dan bahkan ibu rumah tangga dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia.
Sulastri menyoroti tentang psikologi para korban kekerasan seksual yang harus di selamatkan dengan sebaik mungkin baik dari segi privasi kehidupan sehari-hari. Korban kekerasan seksual di dunia digital menurut Sulastri bukan saja terkena kepada perempuan saja namun juga bisa terkena kepada laki-laki, yang pelakunya ini menurut Sulastri harus di hukum sesuai dengan ketentuan undang-undang yang ada.
Mariana dalam pemaparannya mengatakan bentuk kekerasan seksual saat ini dengan diberlakukannya Stay at Home memicu banyak terjadi kekerasan seksual dalam keluarga.
“Tidak bisa dihindarkan bahwa ada juga data-data yang menunjukkan tinggi kekerasan seksual ini dikalangan keluarga yang dilakukan oleh ayah dan abang kandung korban,” ujarnya.
Pendidikan Seksual
Dr.Munawir Pasaribu.M.A dalam pemaparannya menyoroti para pelaku media sosial harus betul-betul menahan diri dari jemari sehingga chating dan sharing yang dilakukan betul betul memberikan kemanfaatan kepada orang lain.
Lebih lanjut Munawir menyampaikan, bahwa dalam Islam sendiri sudah diberikan berupa pahala dan dosa.
“Seperti jika kebaikan yang kita tulis dan sharing akan mendapatkan pahala jariyah kepada kita, namun jika yang kita tulis dan sharing itu dalam bentuk keburukan akan mendapatkan dosa jariyah juga,” ujarnya.
Dalam pertemuan itu Munawir lebih banyak menyampaikan tentang pentingnya pendidikan seksual dikarenakan dalam pendidikan seksual itu sudah banyak diberikan tentang rambu-rambu tentang tubuh dan bisa mengetahui mana batasan dalam bertindak dalam keseharian. Sehingga jika sudah mengerti akan melakukan chating dan sharing di dunia maya akan terkontrol dan mendapatkan kemanfataan kepada orang lain.
Sementara itu, Indira Patra Deni Parangin-angin M.A memaparkan, bahwa kebanyakan para pelaku sexsual harrasement ini dikarenakan tidak bisa mengontrol diri ada sebagian merasa bangga atas dirinya sendiri, baik dari kecantikan yang dirasanya secara berlebihan, ada juga sebahagian mendapatkan ini dikarenakan pengekpresian dirinya secara berlebihan serta salahnya mencari jati dirinya. (*)
Sumber : https://tajdid.id/2021/07/07/dosen-fai-umsu-munawir-pasaribu-tampil-jadi-pemateri-sexsual-harrasement-dalam-dunia-digital/