Pelaksanaan Program Kemitraan Pengembangan Muhammadiyah (PKPM) melalui Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (PM UMSU), bekerjasama dengan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Karo (sebagai mitra), telah dilaksanakan, Ahad, 15 Syawal 1441 H/07 Juni 2020 lalu di Aula Mesjid Taqwa Muhammadiyah Jalan Mesjid, Kabanjahe.
“Kegiatan ini bernama “Pelatihan Pendampingan Muallaf sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pembinaan Mu’allaf Pada Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah Kabupaten Karo”,” kata Hasrian Rudi Setiawan, dalam keterangan tertulisnya.
Ia mengungkapkan, tujuan pelatihan ini adalah agar pendamping muallaf mendapat tata cara pembinaan agama sesuai dengan nilai-nilai al-Islam dan Kemuhammadiyahan.
Kemudian bertujuan agar pendamping muallaf mendapat bimbingan keagamaan secara praktis dengan menyusun kurikulum pengajian muallaf., serta pendamping muallaf dapat mengevaluasi dan menganalisis anggota kelompok muallaf yang selama ini didampingi sehingga setatusnya tidak terlalu lama muallaf.
“Adapun peserta dalam kegiatan ini adalah terdiri dari unsur Pimpinan Daerah Aisyiyah Karo, Majelis Tabligh, Korps Muballighat ‘Aisyiyah, dan pengurus pengajian Kelompok Mu’allaf,” katanya.
Dalam acara ini juga hadir dua peserta yang dulunya muallaf namun tidak mau lagi disebut sebagai muallaf. Kehadiran mereka berdua ingin dilatih menjadi muballighat pendamping muallaf bagi teman-temannya yang masih muallaf.
Materi yang menjadi perioritas dalam acara ini adalah paham agama dalam Muhammadiyah, perkembangan pemikiran dan gerakan keagamaan : keterkaitannya dengan masalah kelompok muallaf, dan analisis SWOT dakwah muallaf dalam upaya merumuskan strategi dakwah ‘Aisyiyah.
Walaupun kegiatan ini dilaksanakan masih pada masa pandemi Covid-19, namun peserta tetap semangat dan dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan Xovid-19, dengan tetap pakai masker, tidak bersalaman, dan jaga jarak.
“Harapannya ke depan agar para pendamping muallaf lebih banyak membekali diri untuk mengkatkan kualitas pendampingan muallaf di Kabupaten Karo,” ujarnya.
Selain itu, pendamping muallaf juga seharusnya banyak menggali atau memperhatikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi para nuallaf, sehingga dapat memberikan solusi dan kontribusi dalam upaya penguatan keimanan dan keberislaman mereka dalam kehidupan sehari-hari di tengah keluarga dan masyarakat.